Call of Duty 5: World of War
(atau sering disebut CoD 5 atau CoD WaW) merupakan seri ke-5 dari Call of Duty yang kembali ke latar waktu PD II setelah
Call of Duty 4 yang memiliki latar waktu masa kini. Game ini telah memikat hati
salah satu anggota kami, yaitu [ARD]Doa_Ibu (dulu [ARD]Vilk-i-Way) yang
menyukai game PD II.
“Call of Duty 5 merupakan game
FPS PD II yang sangat ideal. Tidak hanya karena suasana gameplaynya yang enak,
namun juga bersahabat untuk kalangan kere hore dengan spesifikasi laptop / PC
yang terbatas” ~[ARD]Doa_Ibu
Call of Duty 5: World of War
merupakan game pertama Call of Duty yang dideveloperi oleh Treyarch. Game ini
dipublishkan oleh Activition dan rilis pada November 2008. Game ini memiliki
latar belakang PD II. Berikut review selengkapnya.
Alur
Call of Duty 5: Wolrd of War
bukanlah game FPS PD II yang
memiliki cerita terbaik, namun tetap layak untuk dimainkan.
Di sini kita akan menokohi
pasukan marinir Amerika melawan Jepang, dan pasukan Rusia melawan pasukan Nazi
Jerman. Campaign game ini dimulai dari misi penyelamatan kru pasukan Amerika
yang hilang di pulau Makin. Di sisi Amerika kita akan menokohi Pvt. Miller dan
bertarung bersama Cpl. Roebuck (yang nantinya akan naik pangkat menjadi sersan), Pvt. Polonsky, dan SGT.
Sullivan. Pada sisi Rusia, kita akan menokohi Pvt. Dimitri Patrenko
bersama rekan player yaitu Pvt. Chernov, dan SGT. Reznov.
Untuk cerita keseluruhannya terlalu singkat, tidak seperti kakanya, Call of
Duty 2 yang sangat panjang.
“Ceritanya kurang variatif. Kurang variatif dalam arti kurang konflik.
Player di sini hanya merasakan sedikit kekalahan. Maksudnya player di sini
menang terus.” Ujar [ARD]Doa_Ibu.
Sisi positifnya, untuk ceritanya sudah runtut bahkan ceritanya diselesaikan
hingga runtuhnya Nazi di tangan Red Army. Hal ini terakhir terlihat di game Call
of Duty 1.
Tidak hanya alur utama, di sini juga terdapat mode baru yang belum pernah
ada dalam keempat kakaknya, yaitu Nazi Zombie mode. Diceritakan bahwa pasukan
Nazi sebenarnya belum sepenuhnya mati. Mereka kembali hidup dan menjadi undead
yang haus akan daging segar manusia. Secara resmi, Trearch hanya menyediakan 4
map mode zombie, namun kalian bisa mencari mod map di beberapa web di internet
dan menambah jumlah map Nazi Zombie mode.
Fitur inilah yang sangat disukai oleh anggota team ARD | Call of Duty.
Gameplay
Layaknya game Call of Duty lainnya, Call of Duty 5: World at War merupakan
game FPS dengan control ternyaman yang pernah kami rasakan dibandingkan dengan
game sekelasnya. Berbeda dengan kakaknya, recoil senjata dalam game ini sangat
terasa sehingga kalian harus benar-benar mengusai senjata yang kalian bawa.
Fitur yang menarik perhatian kami (terutama [ARD]Doa_Ibu) di sini adalah
disediakannya tank di beberapa map dalam mode multiplayernya. Fitur ini memberi
kesan lebih variatif dalam mode multiplayer dan memberikan kesan yang lebih
realistis. Selain itu, kami juga sangat menyukai mode Nazi Zombie. Biasanya
kami melepaskan rasa lelah karena pekerjaan sekolah dengan bermain Call of Duty
5 Nazi Zombie mode di basecamp kami (rumahnya [ARD]Noctis).
Dengan kenyamanan yang luar biasa dan ditambah mode Nazi Zombie, sangat
disayangkan senjata di game ini kurang. Mungkin hal ini dikarenakan Call of
Duty 5 hanya menempatkan player pada dua sisi, yaitu Amerika dan Uni Soviet.
Graphic &
Sound
“Hal yang paling keren di game ini adalah anggota badan bot dan player bisa
lepas karena ledakan atau senjata berkaliber besar” ~[ARD]Doa_Ibu
Yup, Itulah kelebihan game ini dibandingkan dengan kakaknya (bahkan
adiknya). Di game ini terdapat sebuah fitur dimana bila badan terkena ledakan
atau tembakan dari senjata berkaliber besar, anggota tubuh yang terkena dapat
lepas. Namun tenang, bila kalian merasa risih dengan ini, kalian bisa
mematikannya di menu option.
Selain itu, untuk game keluaran tahun itu, tekstur yang diberikan sudah
sangat bagus untuk game yang ditujukan untuk spesifikasi game kelas low-end.
Selain tekstur, tambahan seperti partikel dan detail efek basah air juga sangat
bagus. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, game ini dapat dimainkan di
spesifikasi komputer atau laptop yang rendah. Penulis sendiri telah mencoba
game ini di 2 laptop low-end (AMD E2 2000 dengan RAM 2GB, dan AMD E1 2500 dengan RAM 3GB) dan mampu berjalan pada setting low di kisaran 20-30 FPS.
Untuk AI bot musuh, mereka lebih senang untuk menembaki kita padahal ada
bot dari pihak kawan yang lain. Hal ini sungguh merepotkan bila kita bermain
pada tingkat kesulitan Veteran. Bahkan bot musuh tidak pernah melempar granat
ke tempat selain lokasi player berdiri. Selain itu, jumlah bot kawan di game
ini sangatlah sedikit. Tidak seperti keempat kakaknya yang menyerbu dengan
jumlah tentara yang banyak (terutama di Call of Duty 1 dan 2), tentara Red Army
yang menyerang Jerman di game ini bisa dihitung dengan jari (meskipun terdapat
beberapa tentara yang berada dalam background).
Sound di game ini sangatlah dramatis dan penuh dengan unsur horor. Kalian
akan langsung merasakannya pada saat pertama kalian memainkan game ini. Mulai
dari film pendek intro, menu, in-game background music, hingga akhir cerita
dari game ini. Hal ini sungguh sangat memberikan kelebihan pada aspek sound
dalam game ini. Kalian bisa merasakan bagaimana dinginnya sebuah perang hanya
dengan mendengarkan musik background dalam game ini.
Tidak hanya background song, efek suara senjata dan ledakan semua direkam
langsung dari lapangan. Setiap senjata direkam satu per satu bahkan suara efek
pada saat reload juga direkam langsung. Hal ini memberikan keunggulan
dalam keakuratan suara senjata.
Penilaian
Berikut nilai yang didapat game Call of Duty 5: World at War dari ARD of
Games
Kesimpulan
Butuh game FPS PD II untuk komputer atau low-spec namun memiliki
banyak fitur? Call of Duty 5 jawabannya.
Selain Campaign Mode, di dalam game ini juga terdapat Nazi Zombie mode
dan Multiplayer Mode. Tidak hanyak itu, kalian juga bebas menaruh mod di game
ini. Grafik yang disuguhkan sudah sangat bagus untuk game yang dapat berjalan
di system low-spec. Soundnya juga sudah sangat menjiwai untuk sebuah
game PD II.
Kelemahan game ini sangat terasa pada ceritanya yang kurang variatif.
Bahkan player hanya ditemani bot kawan yang jumlahnya dapat dihitung dengan
jari. Hal ini membuat campaign mode terasa sepi.
Galeri
(sumber : dokumen penulis)(klik untuk memperbesar)