Sunday, 9 July 2017

Call of Duty 5: World at War Review

Call of Duty 5: World of War (atau sering disebut CoD 5 atau CoD WaW) merupakan seri ke-5 dari Call of Duty yang kembali ke latar waktu PD II setelah Call of Duty 4 yang memiliki latar waktu masa kini. Game ini telah memikat hati salah satu anggota kami, yaitu [ARD]Doa_Ibu (dulu [ARD]Vilk-i-Way) yang menyukai game PD II.

“Call of Duty 5 merupakan game FPS PD II yang sangat ideal. Tidak hanya karena suasana gameplaynya yang enak, namun juga bersahabat untuk kalangan kere hore dengan spesifikasi laptop / PC yang terbatas” ~[ARD]Doa_Ibu

Call of Duty 5: World of War merupakan game pertama Call of Duty yang dideveloperi oleh Treyarch. Game ini dipublishkan oleh Activition dan rilis pada November 2008. Game ini memiliki latar belakang PD II. Berikut review selengkapnya.



Alur

Call of Duty 5: Wolrd of War bukanlah game FPS PD II yang memiliki cerita terbaik, namun tetap layak untuk dimainkan.

Di sini kita akan menokohi pasukan marinir Amerika melawan Jepang, dan pasukan Rusia melawan pasukan Nazi Jerman. Campaign game ini dimulai dari misi penyelamatan kru pasukan Amerika yang hilang di pulau Makin. Di sisi Amerika kita akan menokohi Pvt. Miller dan bertarung bersama Cpl. Roebuck (yang nantinya akan naik pangkat menjadi sersan), Pvt. Polonsky, dan SGT. Sullivan. Pada sisi Rusia, kita akan menokohi Pvt. Dimitri Patrenko bersama rekan player yaitu Pvt. Chernov, dan SGT. Reznov.

Untuk cerita keseluruhannya terlalu singkat, tidak seperti kakanya, Call of Duty 2 yang sangat panjang.

“Ceritanya kurang variatif. Kurang variatif dalam arti kurang konflik. Player di sini hanya merasakan sedikit kekalahan. Maksudnya player di sini menang terus.” Ujar [ARD]Doa_Ibu.

Sisi positifnya, untuk ceritanya sudah runtut bahkan ceritanya diselesaikan hingga runtuhnya Nazi di tangan Red Army. Hal ini terakhir terlihat di game Call of Duty 1.

Tidak hanya alur utama, di sini juga terdapat mode baru yang belum pernah ada dalam keempat kakaknya, yaitu Nazi Zombie mode. Diceritakan bahwa pasukan Nazi sebenarnya belum sepenuhnya mati. Mereka kembali hidup dan menjadi undead yang haus akan daging segar manusia. Secara resmi, Trearch hanya menyediakan 4 map mode zombie, namun kalian bisa mencari mod map di beberapa web di internet dan menambah jumlah map Nazi Zombie mode.  Fitur inilah yang sangat disukai oleh anggota team ARD | Call of Duty.



Gameplay

Layaknya game Call of Duty lainnya, Call of Duty 5: World at War merupakan game FPS dengan control ternyaman yang pernah kami rasakan dibandingkan dengan game sekelasnya. Berbeda dengan kakaknya, recoil senjata dalam game ini sangat terasa sehingga kalian harus benar-benar mengusai senjata yang kalian bawa.

Fitur yang menarik perhatian kami (terutama [ARD]Doa_Ibu) di sini adalah disediakannya tank di beberapa map dalam mode multiplayernya. Fitur ini memberi kesan lebih variatif dalam mode multiplayer dan memberikan kesan yang lebih realistis. Selain itu, kami juga sangat menyukai mode Nazi Zombie. Biasanya kami melepaskan rasa lelah karena pekerjaan sekolah dengan bermain Call of Duty 5 Nazi Zombie mode di basecamp kami (rumahnya [ARD]Noctis).

Dengan kenyamanan yang luar biasa dan ditambah mode Nazi Zombie, sangat disayangkan senjata di game ini kurang. Mungkin hal ini dikarenakan Call of Duty 5 hanya menempatkan player pada dua sisi, yaitu Amerika dan Uni Soviet.


Graphic & Sound

“Hal yang paling keren di game ini adalah anggota badan bot dan player bisa lepas karena ledakan atau senjata berkaliber besar” ~[ARD]Doa_Ibu

Yup, Itulah kelebihan game ini dibandingkan dengan kakaknya (bahkan adiknya). Di game ini terdapat sebuah fitur dimana bila badan terkena ledakan atau tembakan dari senjata berkaliber besar, anggota tubuh yang terkena dapat lepas. Namun tenang, bila kalian merasa risih dengan ini, kalian bisa mematikannya di menu option.

Selain itu, untuk game keluaran tahun itu, tekstur yang diberikan sudah sangat bagus untuk game yang ditujukan untuk spesifikasi game kelas low-end. Selain tekstur, tambahan seperti partikel dan detail efek basah air juga sangat bagus. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, game ini dapat dimainkan di spesifikasi komputer atau laptop yang rendah. Penulis sendiri telah mencoba game ini di 2 laptop ­low-end (AMD E2 2000 dengan RAM 2GB, dan AMD E1 2500 dengan RAM 3GB) dan mampu berjalan pada setting low di kisaran 20-30 FPS.

Untuk AI bot musuh, mereka lebih senang untuk menembaki kita padahal ada bot dari pihak kawan yang lain. Hal ini sungguh merepotkan bila kita bermain pada tingkat kesulitan Veteran. Bahkan bot musuh tidak pernah melempar granat ke tempat selain lokasi player berdiri. Selain itu, jumlah bot kawan di game ini sangatlah sedikit. Tidak seperti keempat kakaknya yang menyerbu dengan jumlah tentara yang banyak (terutama di Call of Duty 1 dan 2), tentara Red Army yang menyerang Jerman di game ini bisa dihitung dengan jari (meskipun terdapat beberapa tentara yang berada dalam background).

Sound di game ini sangatlah dramatis dan penuh dengan unsur horor. Kalian akan langsung merasakannya pada saat pertama kalian memainkan game ini. Mulai dari film pendek intro, menu, in-game background music, hingga akhir cerita dari game ini. Hal ini sungguh sangat memberikan kelebihan pada aspek sound dalam game ini. Kalian bisa merasakan bagaimana dinginnya sebuah perang hanya dengan mendengarkan musik background dalam game ini.

Tidak hanya background song, efek suara senjata dan ledakan semua direkam langsung dari lapangan. Setiap senjata direkam satu per satu bahkan suara efek pada saat reload juga direkam langsung. Hal ini memberikan keunggulan dalam keakuratan suara senjata.



Penilaian
Berikut nilai yang didapat game Call of Duty 5: World at War dari ARD of Games



Kesimpulan

Butuh game FPS PD II untuk komputer atau ­low-spec namun memiliki banyak fitur? Call of  Duty 5 jawabannya. Selain Campaign Mode, di dalam game ini juga terdapat Nazi Zombie mode dan Multiplayer Mode. Tidak hanyak itu, kalian juga bebas menaruh mod di game ini. Grafik yang disuguhkan sudah sangat bagus untuk game yang dapat berjalan di system low-spec. Soundnya juga sudah sangat menjiwai untuk sebuah game PD II.


Kelemahan game ini sangat terasa pada ceritanya yang kurang variatif. Bahkan player hanya ditemani bot kawan yang jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Hal ini membuat campaign mode terasa sepi. 


Galeri
(sumber : dokumen penulis)(klik untuk memperbesar)













0komentar:

Post a Comment